Monday, February 4, 2008

Surat Untuk Redaksi Lampu Merah


Dear Bapak/Ibu Redaksi Media yang headlinenya terpampang di atas

Saya tahu bahwa media anda memandang suatu hal yang disebut kontroversial sebagai lumbung uang, tapi bukan berarti anda bisa seenaknya menulis berita seperti seseorang yang tidak terdidik.

Saya juga mengerti bahwa foto memberikan nilai lebih setiap berita: sebagai penegasan dan/atau keterangan lebih dari kata yang tercetak. Tapi memajang foto mayat dengan mata yang tercungkil adalah keterlaluan.

Bahwa target market media anda adalah golongan orang kurang mampu dan oleh karenanya media anda harus menyesuaikan diri saya juga paham. Tapi edukasi itu diperlukan, Bapak/Ibu yang baik. Media anda - bersama sinetron - membuat bangsa ini yang sudah bodoh menjadi semakin bodoh. Tolong ingat media massa seharusnya mempunyai tanggung jawab moril terhadap para pembacanya.

Saya termasuk yang setuju kepada wacana akses informasi yang lebih banyak untuk tiap manusia Indonesia. Saya bersorak ketika tahu Departemen Penerangan sudah dihapuskan. Kita bukan Myanmar yang masih dikuasai Junta; di Republik ini kebebasan berpendapat dan berkumpul dijamin oleh Undang-Undang Dasar. Tapi janganlah menjadi oportunis dan memanfaatkan hal tersebut sebagai celah untuk menerbitkan sesuatu yang sangat-sangat buruk. Jangan jadikan kami merindu Orde Baru.

Surat ini tak akan dikirimkan, tentu saja. Tidak ada gunanya apabila secarik kertas hasil tulisan saya berakhir di tempat sampah, seperti halnya satu edisi media anda yang sudah terbaring di dasar kotak sampah kantor saya.

Terima kasih.

***

Reposting dari sini sebagai bagian mendukung media cetak yang sehat.

No comments:

Post a Comment