Itulah kata-kata yang sangat pas untuk menggambarkan kehadiran blog Tugu Pahlawan atau Tugu Pahlawan Community (TPC), komunitas blogger Surabaya yang digawangi oleh Andi Cempluk, Jiewa, Anang, Siwi, Khuclukz. Bagaimana tidak, menghimpun blogger adalah perkara sulit. Bagi saya, blogger Indonesia masih berkutat untuk mengembangkan popularitasnya, egonya masih tinggi, tapi entah bagaimana, Andi Cempluk dan kawan-kawan bisa merangkul banyak blogger asal Surabaya dan dihimpun dalam satu komunitas bernama Tugu Pahlawan Community (TPC).
Sebenarnya, blogger yang berbasis komunitas kedaerahan bisa dijumpai dibeberapa situs. Contoh nyata adalah aliansi blog yang dipimpin oleh Budi Putra, My City Blogging. My City Blogging punya segmen kota Surabaya. My City Blogging Wilayah Surabaya ini pun tidak sepi dengan pengunjung. Terbukti dengan selalu ada komentar disetiap postingan. My City Blogging pun enak dilihat. Templatenya bagus. Dan maaf nih, rasanya template My City Blogging lebih bagus dari Tugu Pahlawan :). Tapi bukan berarti keindahan template adalah segala-galanya. Bagi saya, konten adalah segala-galanya. Template bagus, konten pas-pasan, pasti sudah saya tinggalkan. Selain My City Blogging, ada satu lagi komunitas blogging perkota yaitu Papayanews. Papayanews yang dibangun oleh Julius Sirait ini sebetulnya Agregator. Namun Papayanews hanya mengaggregat blog, bukan situs. Dan tambahan lagi, biarpun aggregator, kelebihan dari Papayanews adalah para member bisa berkomunikasi alias bisa kirim-kiriman pesan lewat Yooment. Untuk segmen Surabaya, pengunjung bisa masuk ke surabaya.papayanews.com. Tapi sayangnya, kedua blog komunitas kedaerahan ini memiliki semangat yang nanggung. Pemiliknya tidak terlalu getol mengangkat popularitas masing-masing blog/aggregator. Inisiatif untuk mendekati media elektronik supaya kehadirannya bisa diketahui banyak orang nyaris tidak ada. Beda dengan Tugu Pahlawan. Mereka pun bisa masuk radio. Dan lebih gilanya lagi, bisa diliput oleh detik dot com!
Saya sungguh salut dan angkat topi untuk semangat para Pahlawan Blogger Surabaya. Gara-gara ini, detik.com melakukan wawancara dengan Pak Walikota dan ternyata Walikota Surabaya sangat mendukung komunitas blogger Surabaya.
Apa yang dikatakan oleh Pak Walikota sebenarnya sebuah tantangan. Menulis di blog adalah pekerjaan tidak mudah. Pekerjaan yang mudah luntur semangatnya karena bersifat sosial. Lain halnya jika blog Tugu Pahlawan bisa di "monetize" dengan menggaet perusahaan-perusahaan yang terbuka matanya dengan teknologi internet untuk mau menjadi sponsor. Harapannya dengan adanya sponsor maka darah penulis blogger Tugu Surabaya tetap semangat hingga akhir hayat. Dan harapan untuk Tugu Pahlawan tetap "exist" hingga beberapa tahun kedepan semoga menjadi kenyataan mengingat ada yang mengatakan bahwa blogging adalah tren sesaat. Walau saya tidak mengakui bahwa blog adalah tren sesaat, tapi bukan berarti blogging tidak bisa punah. Segala sesuatu ada awal dan akhir, hanya saja saya berharap Tugu Pahlawan bisa "exist" hingga paling akhir."Saya senang jika para blogger membentuk komunitas. Karena itu memberikan kontribusi yang baik bagi perkembangan kota ini. Dan Surabaya sudah siap untuk menuju kota multimedia. Lihat saja, isi blog-blog itu kan variasi. Ada yang menginformasikan pusat jajanan, tempat rekreasi ataupun makanan khas yang masih ada di Surabaya.
No comments:
Post a Comment