Tuesday, November 25, 2008

Mencari dan Memilih Kontrakan Rumah Tinggal

Mencari dan Memilih Kontrakan Rumah ternyata tidak seperti membalikkan telapak tangan. Capek dan repot. Beberapa waktu yang lalu, saya berkeliling 3-4 keluarahan dekat rumah untuk mencari kontrakan baru. Setelah berkeliling-bertanya-bertanya-dan-bertanya, ada beberapa pengalaman yang mungkin bisa saya berikan kepada pembaca agar dalam mencari kontrakan rumah tidak buang-buang waktu maupun tertipu.

Perantara

Kalau kita sering jumpai papan penawaran didepan rumah dengan bunyi, "Dijual, TP" Artinya rumah itu dijual Tanpa Perantara. Nah, peran perantara ini sebenarnya penting, supaya kita ga perlu capek-capek keliling puluhan keluarahan untuk mendapati kontrakan yang diinginkan. Peran perantara sangat penting karena kita langsung diberi tahu rumah mana yang dikontrakan. Jadi, tinggal telpon sang perantara, jemput dilokasi yang dijanjikan, kita bisa menuju lokasi kontrakan yang sudah dibicarakan. Terus, kalau ada pesan didepan rumah, "Dikontrakan, TP", artinya, anda lah yang harus dengan sukarela memberikan uang komisi kepada perantara.

Banjir

Untuk mendapatkan kontrakan, sering sekali susah menerka apakah perumahan ini banjir atau tidak. Dan yang punya kontrakanpun, tidak serta merta mengatakan, "Rumah ini banjir loh..." Tidak. Masak pedagang memamerkan kejelekan produknya, pasti tidak laku dong. So, Supaya mudah menentukan apakah perumahan itu banjir atau tidak, kita bisa menerkanya dari garis bekas banjir. Untuk mencari garis tersebut, kita bisa telusuri ke garasi/pagar/pagar tetangga/wilayah-wilayah yang tidak bisa ditutupi oleh sipemilik rumah kontrakan.

Tanya satpam/petugas keamanan komplek

Kalau kita menginginkan rumah kontrakan didaerah yang "sehat", yang pasti wilayah rumah kontrakan yang dicari adalah komplek atau perumahan. Lalu, jika kita tidak mau menggunakan jasa Perantara, atau mungkin kita memang tidak punya kenalan perantara, maka untuk mendapatkan rumah kontrakan yang diinginkan, kita bisa berkeliling Jakarta mencari perumahan-perumahan dan langsung menghampiri satpam/petugas keamanan komplek untuk ditanyai, "Pak, disini ada rumah yang dikontrakan tidak?"
Pertama, kalau perumahan itu sudah ada satpamnya, maka perumahan itu bisa dikategorikan daerah yang "sehat". Setidaknya sudah aman dari preman dan narkoba.
Kedua, dengan bertanya, kita tidak perlu capek-capek keliling plus buang bensin. Selain itu, biasanya satpam akan memberi tahu kalau ada rumah yang dikontrakan, karena sang petugas ini pasti senang, ibarat mendapat durian runtuh alias jadi perantara dadakan. Dia akan mendapat komisi dari si pemilik rumah jika kita jadi mengontrak rumah.

Naik motor

Kalau kita tidak menggunakan jasa perantara, dan kita ingin mencari sendiri, ada baiknya naik motor saja, jangan naik mobil. Jika membawa motor, untuk berputar 180 derajat akan lebih mudah kalau kebetulan kita melihat sekilas papan pengumuman rumah yang dikontrakan, tapi motor kita sudah melaju dengan kencang. Tidak perlu repot-repot mundur, kita tinggal memutar motor dan langsung menuju TKP.

Cari di internet

Nah, ini bagi anda yang malas keluar rumah, sebetulnya bisa googling juga sih. Tapi sayangnya, rumah kontrakan yang ditawarkan melalui internet cenderung yang mahal-mahal. Tapi perkara mahal, itu relatif. Bagi saya mahal, mungkin bagi anda tidak. Jadi, tergantung sipemilik dompet.

Jangan pergi sendiri

Jika anda berniat mencari kontrakan sendirian, sebaiknya diurungkan niat tersebut, karena keputusan mengontrak rumah adalah keputusan yang harus dimufakati bersama, tidak bisa main tunjuk sendiri. Masalahnya, ngontrak rumah di Jakarta tergolong mahal. Kalau anda sudah sreg, belum tentu pasangan anda suka atau sreg. Jadi, kalau mencari kontrakan, sebaiknya ajak pasangan anda.

No comments:

Post a Comment