Sunday, September 30, 2007

Lelaki Pendek vs Lelaki Tinggi

Terima kasih untuk ibu-ibu, tante-tante, kakak-kakak dan adik-adik yang sudah menyempatkan waktunya memberikan pendapat pada tulisan khusus perempuan dimana kita sedikit melakukan debat terbuka dengan topik, apakah anda mau berpasangan dengan lelaki lebih pendek dari Anda?

Dari pendapat yang masuk, ada 4 yang terpaksa di diskualifikasi karena mengaku sebagai pria atau jawabannya mengambang. Hasil yang didapat adalah:
40% untuk mau saja berpasangan.
60% untuk berkata tidak.

Sebenarnya, perdebatan ini sudah pernah dilakukan oleh majalah Her World Indonesia bulan September 2006 dimana hasil perdebatan ini adalah:
24% Berkata Mau Saja. Yang penting kepribadian, bukan tinggi badan.
76% Berkata Tidak. Lelaki lebih pendek kurang menarik.

Terus terang, disini saya tidak bermaksud untuk mendiskreditkan pria yang lebih pendek dari wanita. Tidak. Seperti yang telah disebutkan diawal tulisan, saya hanya bermaksud untuk mengetahui seberapa banyak pengunjung wanita terhadap blog ini. Dan salah satu caranya saya coba membuat perdebatan kecil tentang sesuatu yang bisa dibilang sedikit sensitif pada kaum hawa. Jadi maaf saja nih untuk Pak Goen yang merasa sedikit disinggung, �Eh pak Goen. Susunya dah diminum belum?� Hehehe� Becanda Pak. Hampurasun�

�He, jangan diketawain! Senior saya loh! Senior saya ini� Hidupnya sudah lebih du luu� Seribu tahun yang lalu. Hehehe� Maaf loh pak Goen. Jes kiding, jes for laf� Ok! Back to laap��

�Top!�

Kembali ke masalah pria pendek atau tinggi, ternyata, banyak wanita yang lebih memilih pria berbadan tinggi. Kasihan dong pria bertubuh mungil? Tidak perlu bersedih, karena masih banyak wanita yang ternyata mentolerir pria yang lebih pendek. Jadi semua kembali ke sang pria, bisa memikat sang pujaan hatinya atau tidak. Pada dasarnya, cinta tidak memandang seseorang dari postur tubuhnya. Karena yang penting adalah apakah si pria memiliki sifat yang setia, baik, saling menghargai, bertanggung jawab dengan keluarga dan yang cukup-cukup lainnya. Cukup mobil satu. Cukup rumah satu� Duh, kok ngomongnya kayak Tukul beneran sih?

Akhir kata, saya mau mengucapkan terima kasih pada pembaca blog ini khususnya perempuan karena tulisan saya bisa diterima. Entah benar diterima atau tidak. Selanjutnya, saya akan membuat sedikit perdebatan kecil lagi diposting berikutnya. Stay tune girls. Yuu�

No comments:

Post a Comment