Tahun 2004, saya memiliki peluang: Saya melihat usaha jagung manis cukup menguntungkan. Dan saya membeli franchise usaha jagung manis. Ternyata usaha saya gagal. Karena lapak toko daerah perumahan yang saya tempati tidak banyak pengunjungnya.
Saya berpikir positif: Ternyata berbisnis jagung manis harus tahu letak toko yang strategis. Tapi saya belajar, kegagalan adalah sukses yang tertunda.
Tahun 2005, saya memiliki peluang: saya membeli franchise usaha pisang kremes. Usaha saya berhasil, cuma 1 bulan. Berangsur-angsur pelanggan saya berkurang. Dan saya rugi.
Saya berpikir positif: Ternyata berbisnis pisang kremes tidak menguntungkan. Berbisnis pisang kremes hanya lah euforia sesaat.
Tahun 2006, saya memiliki peluang: Saya diajak menanamkan modal usaha sewa-menyewa mobil teman saya. 3 bulan terima cicilan dan bunga yang menggiurkan kemudian teman saya tiba-tiba menghilang.
Saya berpikir positif: Ternyata seorang teman bisa saja menipu kita. Dan saya tetap berpegang teguh, walaupun tabungan sudah habis, kegagalan adalah sukses yang tertunda.
Awal Tahun 2007, saya memiliki peluang: saya bisa berbisnis lebih giat lagi karena telah diceraikan istri saya. Anak-anak pun ikut istri.
Saya berpikir positif: Tidak memiliki uang ternyata bisa diceraikan istri.
Quarter Pertama Tahun 2007, saya memiliki peluang: Saya bisa berbisnis narkoba di penjara karena saya telah ditangkap polisi dan dijebloskan selama 5 tahun karena menipu akibat tidak punya uang.
Saya berpikir positif: Dipenjara pun saya bisa berbisnis. Berkat memiliki networking yang luas, seorang teman menawarkan kerja sama menjual narkoba dipenjara. Dia menyelundupkan lewat barang-barang berupa hadiah untuk saya, dan saya memasarkannya.
Pertengahan Tahun 2007, saya memiliki peluang: Saya akan bertemu Tuhan! Akibat berbisnis narkoba dalam penjara, negara memvonis saya hukuman mati.
Saya berpikir positif: Kegagalan berbisnis bisa membawa saya bertemu dengan Maha Kuasa lebih cepat.
Dan saya berpikir positif: Saya berterima kasih kepada Perencana-perencana Keuangan yang buku-bukunya, seminar-seminarnya sudah saya lahap habis, ternyata bisa mempertemukan saya dengan tokoh-tokoh yang saya kagumi seperti Freddy Mercury, Marlyn Monroe, Isaac Newton dan... Adolf Hitler?
Ha?! Ya ampun... Saya di neraka!
***
Note: Mohon maaf jika ada yang tersinggung. Penulis tidak menjamin joke ini lucu bagi sebagian pembaca. Dan memang tidak lucu.
No comments:
Post a Comment