Tulisan Nasib Carrefour kini ternyata mendapat tanggapan yang cukup serius. Berhubung saya tidak bisa menanggapinya dengan serius, maka saya butuh pembaca blog ini ikut rembug berdiskusi soal kehadiran PMA.
Pertama, saya menelurkan opini begini:
Jikalau akhirnya PMA banyak yang angkat kaki, termasuk Carrefour nanti, pengangguran akan meningkat pastinya. Kalau sudah banyak pengangguran, maka pencurian, perampokan bahkan pembunuhan berantai yang dilandasi oleh kebutuhan perut, juga akan makin meningkat. Betul ga sih?
Lalu dijawab oleh Bang Aip begini:
Jawaban dari pertanyaan Mas Adi ini bisa banyak beragam. Tapi saya coba menjawab dengan asumsi pribadi saya. Jadi buat pembaca lain, ini amat subjektif looh.
Saya jawab, "TIdak".
Alasannya:
1. PMA menanamkan modal ke RI antara lain karena resource di RI murah dan banyak mulut yang akan mengkonsumsi produk mereka.
Jadi, kalau mereka menanamkan modal di RI karena 'belas kasih' terhadap RI, itu boleh dibilang omong kosong.
PMA yang ogah lagi menanamkan modal di RI kebanyakan karena keamanan yang tidak stabil. Dan itu amat menggangu pola distribusi mereka. Kalau mereka masih bisa bribe untuk mendapatkan privilige, maka pasti mereka akan laksanakan.
Nike, masih menanamkan modal di RI, walaupun sudah dimaki-maki oleh Michael Moore dan banyak orang di seluruh dunia. Kenapa? Karena bisnis mereka masih stabil disini.
(*Mohon orang Nike, bantah saya, tapi baca dulu ini: http://www.michaelmoore.com/dogeatdogfilms/nikerelease.html*)
2. Efek KPK
Walaupun ini aneh, banyaknya kasus yang ditanggulangi KPK dan daftar panjang list tindak korupsi yang akan mereka usut, sudah cukup banyak mengganggu beberapa pemegang keputusan. Diantaranya adalah pemegang keputusan PEMDA untuk melegalkan ritel yang beroprasi di kota-kota besar.
Sudah bukan rahasia (buat yang pernah bermain dengan PMA di RI), apabila PMA menganggarkan 10% dari budget mereka untuk biaya 'non-bujeter'. Biaya ini nama lain dari suap untuk pejabat atau anggota dewan. Contoh: PMA di sebuah kota di Jawa TImur (tahun 2006) dan PMA di sebuah kota di Papua (tahun 1995).
3. Alderson Market Behaviour
Ada ratusan juta mulut menganga di RI yang siap memangsa produk-produk baru. Kalau raksasa macam Carrefour pergi, akan digantikan 'pemain' lain yang mungkin tidak kalah besarnya. Itu menurut teori Wroe Alderson.
Kenyataannya, kalau Carrefour pergi, yaa pasti digantikan saingannya lah. Simpel. Sebab pasar yang terbuka, selalu menarik minat untuk dimasuki pedagang.
Percaya atau tidak, mau pemerintahnya orde baru, orde lama, atau orde of phoenix, PMA atau MNC jauh lebih kuat daripada batas negara.
4. Makin banyak kejahatan atas nama perut
Kalau orang mau niat jahat mah, lapar atau nggak, tetep aja akan melakukan kejahatan.
Bangladesh jauh lebih lapar daripada RI. Tapi kejahatan atas nama perut yang keroncongan jauh lebih sedikit ketimbang kejahatan yang dilakukan atas nama penyakit sosial lainnya.
District Colombia dan Miami Dade di USA jauh lebih kenyang daripada di RI, toh angka kejahatan jauh lebih tinggi daripada di Jakarta (yang katanya sadis itu).
Pada intinya, jawaban saya "Tidak" atas pertanyaan Mas Adi. Mohon apabila tidak berkenan, silahkan dibantah.
Contoh-contoh diatas diambil dari data Pemda lokal dan pengalaman pribadi ketika berkunjung ke TKP.
Soal Carrefour, saya sendiri pernah tinggal di South France, jadi paham sekali cara pandang penduduk lokal terhadap produk dalam negeri mereka beserta kompetitornya.
- - -
Nah, bagaimana dengan Anda? ^_^
No comments:
Post a Comment