Tuesday, March 11, 2008

Apa Enaknya Jadi Guru? (Bagian 1)

Apa yang ada dibenak anda ketika mendengar kata GURU?

Pahlawan tanpa tanda jasa?

Seseorang yang suka menghukum?

Orang yang suka diliriki kala ingin menyontek?

Mungkin, kira-kira seperti itulah yang ada dibenak kita (atau saya saja? Halah...)

Nah, ngomong-ngomong soal guru, ternyata, teman saya, Lita, entah apa yang ada dipikirannya, telah menjadi seorang guru. Guru Kimia tepatnya. Menggondol ijazah sekolah top di Bandung, yang bisa saja melamar di perusahaan minyak dan diterima dan bergaji dollar, eh... Malah jadi seorang guru. Karena itu, saya penasaran. Saya coba interview si Lita. Sebelumnya, berhubung setelah di wawancara dan jawabannya panjang-panjang, maka hasil wawancara ini saya bagi menjadi 3 bagian. Dan ini dia hasil wawancaranya.


Bagaimana supaya bisa jadi guru?

Bertanya.
Mau jadi guru di mana? Kalau kita alumni situ, biasanya diprioritaskan sama sekolah yang bersangkutan. Masih kuliah tapi pengen ngajar di situ pun mungkin bisa.

Berniat.
Kalau cuma nanya doang tapi gak diteruskan usahanya ya gak jadi.

Memenuhi syarat.
Kembali ke yang pertama tadi. Tanya, syaratnya apa saja? Kita punya, ngga? Kalau ngga punya, masih bisa dipenuhi 'sambil jalan', ngga? Atau harus musti kudu dimiliki sejak awal?
*misal, skor IELTS, latar pendidikan tertentu, akta 4, dll.

Apa enaknya jadi guru?

Orgasmic hahaha...
Mendengar "Oooh... jadi begitu" itu 'nyandu'. Ada kepuasan pribadi untuk membantu orang lain mencapai/mengerti sesuatu :)
Merasa berguna dan dibutuhkan. Itu perasaan yang tidak bisa digantikan. Seperti teman :p

Enak yang lain... bayarannya? Hehehe...
Jadi guru ngga selalu memelas, kok. Betul, antar daerah tidak sama. Antara PNS dan guru honorer juga tidak sama (tentunya). Antara guru sekolah swasta dan negeri juga tidak sama.

Kenapa kita harus jadi guru?

Ngga ada yang mengharuskan. Tapi kalau ngga ada yang jadi guru, anakmu mau disekolahkan ke mana? Homeschooling? Pedagogi (ilmu mengajar) gimana? Belajar dulu? Sama aja, toh. Kita belajar ke guru dulu :)

Semua punya alasan masing-masing.
Alasanku: aku pengen kimia jadi lebih disukai dan bisa dipakai sehari-hari ngga terbatas hanya di kertas ujian.
Alasan lain: payback time. Balas budi.
Alasan yang lainnya lagi: Sekolah sedang bersiap melepas guru-guru yang akan pensiun. Sekolah butuh, aku merasa bisa memberikan yang dibutuhkan.

No comments:

Post a Comment