Jika ada iklan TV yang pantas dibilang iklan paling buruk, mungkin bisa disebut iklan Three yang menayangkan anak-anak kecil sedang bermain petak umpet.
Pesan yang disampaikan memang sesuai dengan pelayanan yang ditawarkan. Tapi peran edukasinya tidak ada. Malah berdampak negatif terhadap anak-anak.
Yang pertama, kalau diperhatikan, setting iklan tersebut bisa dibilang adalah sore hari, karena saat si aktor cilik yang jadi tokoh utamanya selesai berhitung, tampak lampu yang menyala. Artinya, boleh dibilang saat itu sudah lewat jam maghrib. Disini mulai dampak negatif dimunculkan. Kenapa? Yang namanya anak kecil, apalagi yang keluyuran itu terlalu banyak, seharusnya ga boleh main jam segitu. Pastinya akan mengganggu orang yang sedang beribadah. Coba perhatikan dan dengarkan saat mereka menerima SMS. Berisik khan? Selain itu, seharusnya mereka sudah dirumah dan mandi lalu mengerjakan PR. Bukannya bermain.
Yang kedua, kalau diperhatikan, ada anak kecil yang mengumpat didalam got(saluran air). Ya ampuun... Got itu khan kotor. Sumber penyakit. Masalahnya, penulis pernah mengalami hal yang kurang mengenakkan sewaktu kecil. Suka cari ikan sepat di got, bukan ikannya yang didapat, malah korengan. Kembali disini hal negatif malah diajarkan oleh iklan TV Three.
Yang ketiga, ini yang paling penting. Dan ini kenapa saya anggap bener-bener iklan kurang ajar. Anak kecil sudah pada megang HP? Ya ampun. Apakah yang bikin iklan ga pernah nonton berita kalau akhir-akhir ini mulai terjadi banyak penculikan anak yang diakibatkan si anak tampak seperti anak orang kaya? Beberapa sekolah sudah menerapkan peraturan bahwa murid tidak boleh membawa HP. Kalau ketahuan pasti disita. Salah satu alasan adalah seperti disebutkan diatas.
Yang keempat, dengan memperlihatkan anak kecil sudah memiliki HP, Ini juga sama saja menyuruh anak-anak diseluruh Indonesia untuk merengek-rengek minta dibelikan HP akibat menyaksikan iklan Three. Bagaimana seandainya kondisi keuangan orangtua sedang tidak baik? Terjadilah perkelahian antar suami istri. Akibat lebih buruknya, perceraian. Jika sudah bercerai, bagaimana keadaan sang anak? Kasihan khan�
Yang kelima, ini tidak kalah penting. Dan ini yang bikin saya ngeri. Iklan ini memperlihatkan kalau bermain petak umpet, mereka bisa ngumpet dimana saja. Seandainya hal ini ditiru, lalu ada anak kecil yang ngumpet di atas pohon lalu dipohon itu ada kantong wewe-nya? Trus si anak hilang dibawa kabur si kantong wewe? Duh! Bisa runyam semuanya�
Tidak-tidak, kritik kantong wewe cuma becanda. Maksud saya, kalau anak kecil sudah manjat pohon, dan mereka jatuh, lalu tangannya patah, dan terpaksa diamputasi, urusannya bukan sama orang tuanya saja yang harus keluar uang untuk biaya rumah sakit, tapi masa depannya si anak bisa runyam. Kalau si anak punya tekat yang besar seperti Gola Gong, tangan buntung akibat jatuh dari pohon tapi bisa jadi penulis terkenal, ga masalah. Tapi kalau anaknya pemalas? Itu Masalah Besar!
No comments:
Post a Comment