Saya belajar hal penting baru-baru ini:
HARGAI ORANG BERBICARA
Berawal dari menemani istri saya, Mey, periksa kehamilan di rumah sakit Mitra Internasional, Jatinegara-Jakarta Timur. Malam itu Mey diperiksa USG setelah perkenalan dan Dokter melakukan medical record pertamanya. Lalu saya lihat hasilnya di monitor, ada janin berukuran 2.8 cm dan ada denyutnya. Setelah itu, si dokter, namanya Dokter Frans, orang Ambon, membuat salinan diagnosa dan mengatakan hasilnya adalah baik. Nah, ketika si dokter berbicara mengenai hasil tersebut, tiba-tiba handphone saya berdering. Kebetulan kakak saya menelpon dan penting. Saya dengan tidak merasa bersalah, menjawab telpon tersebut dan berbicara selama 1 menit-an. Setelah selesai menelpon, Dokter Frans juga selesai memberikan laporan pemeriksaannya kepada istri saya. Sedangkan saya masih ada pertanyaan yang ingin diajukan. Lalu, saya tanyakan pada pak Dokter, "Dok, boleh #### ?" (sensor)
Dijawab sama pak Dokter, "Tadi saya bilang apa? Saya lagi ngomong, bapak terima telpon. Ga fair dong..."
Saya pun melongo dan berpikir, 'kok dokternya galak...???'
Ga lama Pak dokter akhirnya memberikan jawaban, "Iya... Boleh."
Saya pun lega, tapi malu.
Lalu pak dokter bilang lagi, "Lain kali, kalau saya ngomong, bapak jangan terima telpon dong."
Saya pun nyengir aja. 'Gue yang bayar elo kok, pake sewot...', batin saya.
Saya dan Mey keluar, lalu nebus obat. Sambil bayar, saya nanya ke staf RS, "Mbak, dokter Frans itu galak yah?"
"Iya sih... Emang gitu orangnya. Orang Ambon sih yah..."
"Iya mbak. Tadi pas dokter Frans lagi ngomong, saya terima telpon. Eh, malah dimarahin..."
"Oh, kalau itu sih, semua dokter juga gitu kali. Kalau lagi ngomong, trus bapak terima telpon, semua dokter pasti marah."
"Oh... Gitu toh." Saya mengangguk.
Setelah itu saya dan Mey pulang, dan sadar, selama ini saya ternyata EMANG suka kurang ajar...
No comments:
Post a Comment